Jumat, 18 Desember 2015

Pertanyaan Filsafat Fenomenologi

1)      Apa yang dimaksud dengan nomena? 
2)      Apa maksud dari penundaan keputusan? 
3)      Dalam jenis-jenis tradisi fenomenologi disebutkan bahwa fenomenologi bersifat selain objektif juga subjektif sedangkan pada kelebihan fenomenologi disebutkan bahwa fenomenologi kebenaran bersifat objektif. Apa yang benar antara jenis-jenis tradisi fenomenologi persepsi dan kelebihan fenomenologi? 
4)      Martin Heidegger mengemukakan tentang konsep suasana hati. Mengapa suasana hati bisa menjadi tolak ukur untuk mengetahui hakikat diri? 
5)      Dalam fenomenologi sebagai metode ilmu dijelaskan bahwa fenomenologi pendeskripsikannya seperti penampilannya tanpa prasangka sama sekali, apa maksudnya? 
6)      Pada kontribusi fenomenologi, ada pembicaraan mengenai konsep Lebenswelt (“dunia kehidupan”). Apa deskripsi atas sejarah lebenswelt (dunia kehidupan) tersebut? 
7)      Dari 3 kelebihan fenomenlogi yang disebutkan, apa yang bisa disimpulkan tentang fenomenologi tersebut berdasarkan kelebihannya? 
8)      Apa sifat dari paradigma? 
9)      Banyak diterapkan dalam hal apa fenomenologi itu? 
10)  Bagaimanakah filsafat fenomenologi menurut Edmund Husserl? 
11)  Bagaimana cara Husserl mengajar filsafat di German University of Freiburg? 
12)  Bagaimanakah pandangan Max Scheler mengenai filsafat? 
13)  Menurut Sumarno, Karimah, dan Damayani dalam buku Filsafat dan Etika Komunikasi pengertian filsafat dapat dibedakan menjadi 6. jelaskan pengertian nya ? 
14)  Sebutkan 3 ptinsip dasar fenomenologi menurut Stanley Deetz ? 
15)  Apakah yang dimaksud dengan Reduksi eidetic ?






Jawaban:
1)      Nomena adalah penyebab dari adanya suatu fenomena. Misalnya ada fenomena sebuah gunung berapi meletus. Maka nomenanya adalah penyebab-penyebab dari mengapa gunung itu bisa meletus.

2)      Penundaan keputusan adalah jika terjadi suatu fenomena misalnya ada corpcircle yang ditemukan di area persawahan sebagai tanda bahwa itu adalah tanda bahwa telah terjadi pendaratan uvo ditempat itu. Pernyataan ini masih dalam penundaan keputusan karena belum diketahui pasti apakah benar ada uvo namun tidak disangkal juga bila ini adalah pernyataan yang salah dan masih diteliti.

3)      Jika pada kelebihan fenomenologi disebutkan bahwa fenomenologi bersifat objektif dalam kebenarannya itu maksudnya adalah misalnya ada gunung berapi meletus, secara objektif fenomena itu dikatakan gunung meletus. Namun bersifat subjektif disini mengarah pada nomena atau penyebab dari adanya suatu fenomena. Saat terjadi fenomena gunung meletus, kita mencari penyebab gunung itu meletus dan selain mencari dari buku-buku. Kita juga bertanya pada para ahli yang sudah ahli dibidangnya. Disini itu dinamakan bersifat subjektif karena ini menurut para ahli.

4)      Seperti yang kita ketahui bahwa dengan suasana hatilah kita diatur oleh dunia kita, bukan dalam pendirian pengetahuan observasional yang berjarak. Biasanya, dengan posisi kita yang sedang bersahabat dengan suasana hati, maka kita akan bisa mengenali diri kita yang sesungguhnya. Inilah mengapa suasana hati bisa menjadi tolak ukur untuk mengetahui hakikat diri.

5)      Telah disebutkan bahwa pada kelebihan fenomenologi disebutkan bahwa fenomenologi bersifat objektif dalam kebenarannya. Jadi mendeskripsikan suatu fenomena sesuai penampilannya atau sesuai dengan yang terlihat. Misalnya jika terjadi gunung meletus, ya katakana jika itu gunung meletus jangan mengatakan kalau itu banjir dan membuat prasangka.
6)      Deskripsi atas sejarah lebenswelt (dunia kehidupan) tersebut untuk menemukan ‘endapan makna’ yang merekonstruksi kenyataan sehari-hari.Maka meskipun pemahanan terhadap makna dilihat dari sudut intensionalitas (kesadaran) individu, namun ‘akurasi’ kebenarannya sangat ditentukan oleh aspek intersubjektif.Dalam arti, sejauh mana ‘endapan makna’ yang detemukan itu benar-benar di rekonstruksi dari dunia kehidupan sosial, dimana banyak subjek sama-sama terlibat dan menghayati.

7)      Berdasarkan kelebihan fenomenologi bisa ditarik kesimpulan bahwa fenomenologi menuntut pendekatan yang holistik, bukan pendekatanpartial, sehingga diperoleh pemahaman yang utuh mengenai objek yang diamati, hal ini lah yang menjadi kelebihan filsafat ini sehingga banyak dipakai oleh ilmuan-ilmuan pada saat ini terutama ilmuan sosial, dalam berbagai kajian keilmuan mereka termasuk bidang kajian agama. 


8)      Paradigma menunjukkan sesuatu yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epistimologis yang panjang.


9)      Fenomenologi banyak diterapkan dalam epistemology, psikologi, antropologi, dan studi-studi keagamaan (misalnya kajian atas kitab suci).


10)  Edmund Husserl adalah pendiri dari aliran filsafat fenomenologi ini. Seperti yang dikatakan di atas, fenomenologi merupakan metoda dan filsafat. Sebagai metoda ia membentangkan langkah-langkah yang harus diambil sehingga bisa sampai kepada fenomena yang murni. Sebagai filsafat, fenomenologi menurut Husserl memberi pengetahuan yang perlu dan esensial tentang apa yang ada. Dalam langkah-langkah penyelidikannya, ia menemukan obyek-obyek (yang tak terbatas banyaknya) yang membentuk dunia yang kita alami. Benda tersebut dapat dilukiskan menurut kesadaran di mana ia ditemukan. Dengan begitu, fenomenologi dijelaskan sebagai kembali kepada benda, sebagai lawan dari ilusi atau susunan fikiran, justru karena benda adalah obyek kesadaran yang langsung dalam bentuknya yang murni.

11)  Caranya Husserl mengajar adalah dalam bentuk memimpin para mahasiswa dalam 'melihat' secara fenomenologi, ia melarang menggunakan ide-ide yang belum diuji yang terdapat dalam tradisi-tradisi filsafat. Ia menolak kembali kepada otoritas atau kepada nama-nama besar dalam filsafat. Heidegger merasa bahwa metoda semacam itu merupakan pendekatan yang paling baik bagi problema-problemanya sendiri.


12)  Max Scheler (1874-1928) mempunyai keyakinan bahwa filsafat itu, pada pokoknya, membicarakan tentang situasi historis manusia

13)  Filsafat sebagai suatu sikap. Filsafat merupakan sikap terhadap kehidupan dan alam semesta.Bagaimana manusia yang berfilsafat dalam menyikapi hidup dan alam sekitarnya.
2. Filsafat sebagai suatu metoda. Berfilsafat artinya berpikir secara reflektif, yakni berpikir dengan memerhatikan unsure di belakang objek yang menjadi pusat pemikirannya.
3. Filsafat sebagai kumpulan persoalan.Befilsafat artinya berusaha untuk memecahkan persoalan-persoalan hidup.
4. Filsafat merupakan sistem pemikiran.Socrates, Plato, atau Aristoteles merupakan tokoh filsafat yang menghasilkan sistem pemikiran yang menjadi acuan dalam menjawab persoalan, sebagai metode, dan cara bersikap kenyataan.
5. Filsafat merupakan analisis logis. Filsafat berarti berbicara tentang bahasa dan penjelasan makna-makna yang terkandung dalam kata dan pengertian.Hampir setiap filsuf memakai metode analisis untuk menjelaskan arti istilah dan pemakaian bahasa.
6. Filsafat merupakan suatu usaha memperoleh pandangan secara menyeluruh. Filsafat mencoba menggabungkan kesimpulan-kesimpulan dari berbagai macam ilmu serta pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang menyeluruh. 

14)  Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologis:
1)      Pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar. Kita akan mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengan pengalaman itu sendiri.
2)      Makna benda terdiri dari kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Bagaimana kita berhubungan dengan benda menentukan maknanya bagi kita.
3)      Bahasa merupakan kendaraan makna. Kita mengalami dunia melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia itu.

15)  Reduksi eidetis, yaitu dengan menyaring atau penempatan dalam tanda kurung sebagai hal yang bukan eidos atau intisari atau hakikat gejala atau fenomena.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar