Sabtu, 19 Desember 2015

[INDEX] Daftar Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

[INDEX] Daftar Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan 

  1. Pertanyaan UTS Filsafat
  2. Pertanyaan Filsafat Fenomenologi
  3. Filsafat logika
  4. EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN FIL...
  5. ALIRAN IDEALISME
  6. Filsafat politik
  7. Aliran Reaslisme Dalam Filsafat Pendidikan
  8. Filsafat Matematika
  9. Biografi Al-Kindi - Filsuf Muslim Pertama
  10. JURNAL FILSAFAT SEJARAH MATEMATIKA
  11. Jurnal "Kajian Ontologi : Matematika Sebagai Alat ...
  12. Kearifan Lokal "Suku Baduy, Bersinergi Dengan Alam...
  13. Konspirasi Tingkat Tinggi Dibalik Kematian John F....
  14. 10 jenis aliran Filsafat yang mengubah pola pikir ...
  15. ALASAN MENGAPA DOLLAR MENJADI MATA UANG DUNIA
  16. Tokoh-tokoh Filsafat Islam dan Pemikirannya
  17. Pemikiran Filsafat Indonesia
  18. Dinasti Rothschild dan Kekejaman Zionisme (Bag. 5 ...
  19. Dinasti Rothschild dan Kekejaman Zionisme (Bag. 4)...
  20. Dinasti Rothschild dan Kekejaman Zionisme (Bag. 3)...
  21. Dinasti Rothschild dan Kekejaman Zionisme (Bag. 2)...
  22. Dinasti Rothschild dan Kekejaman Zionisme (Bag. 1)...
  23. Dinasti Rockefeller, Keluarga Sangat Kaya Raya dan...
  24. Pemikiran Karl Marx Mengenai Filsafat Sejarah
  25. Inilah Pulau Socotra Yang Konon Tempat Dajjal Diku...
  26. Pusat Bumi
  27. 24 Protokol Zionis
  28. Sarana Berfikir Ilmiah
  29. Eksistensialisme
  30. 3 Domain Kajian Filsafat Ilmu
  31. Teori Nilai
  32. Peran Logika Dalam Filsafat FILSAFAT PENDIDIKAN “ ...
  33. Macam-macam filsafat, menembus ruang dan waktu
  34. Pandangan Epistemologi Essensialisme
  35. Perbedaan Paradigma Positivisme dan Postpostivisme...
  36. Filsafat Hidup Rasulullah SAW
  37. Aliran Perennialisme
  38. Menguak Jejak Iluminati dan Freemasonry di Indones...
  39. Eksistensialisme Menurut Pandangan Martin Heidegge...
  40. Filsafat Hidup
  41. Tokoh-Tokoh Filsafat Di Indonesia
  42. IMANUEL KANT Dan PEMIKIRANNYA
  43. KONTROVERSI AJARAN SYEKH SITI JENAR
  44. BIOGRAFI SYEKH SITI JENAR
  45. Filsafat Modern
  46. Filsafat Kontemporer
  47. SEJARAH FILSAFAT PENDIDIKAN
  48. Cabang Ilmu Filsafat
  49. PERKEMBANGAN FILSAFAT
  50. Kajian Tematik Filsafat
  51. ALIRAN REKONSTRUKSIONISME
  52. Filsafat Post Postivistik
  53. ALIRAN FILSAFAT FENOMENOLOGI
  54. PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
  55. Teori Para Ahli tentang Akhir Dunia

Pertanyaan UTS Filsafat



1.      Apakah Yang dimaksud dengan Metafisika dalam cabang ilmu filsafat ?
Jawab :
Metafisika adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada atau  membicarakan sesuatu dibalik yang tampak. Metafisika tidak muncul dengan karakter sebagai disiplin ilmu yang normatif tetapi tetap filsafat yang ditujukan terhadap pertanyaan-pertanyaan seputar perangkat dasar kategori-kategori untuk mengklasifikasikan dan menghubungkan aneka fenomena percobaan oleh manusia.


2.      Sebutkan ciri-ciri Kritisisme Immanuel Kant ?
Jawab :
Adapun ciri-ciri Kritisisme adalah adalah sebagai berikut:
a.       Menganggap obyek pengenalan berpusat pada subyek dan bukan pada obyek.
b.      Manegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu, rasio hanya mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja.
c.       Menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsur a priori yang berasal dari rasio serta berupa ruang dan waktu dan peranan unsure aposteriori yang berasal dari pengalaman yang berupa materi.


3.      Sebutkan 6 Ciri Pokok Filsafat Modern ?
Jawab :
Ciri pokok filsafat modern adalah:
1.       pertama, bebas nilai, subyek peneliti harus mengambil jarak dari semesta dan bersikap imparsial-netral.
2.      Kedua, fenomenalisme, yaitu pengetahuan yang absah hanya berfokus pada fenomena alam semesta, sehingga proposisi-propososi metafisika seperti “keberadaan Tuhan” ditolak mentah-mentah karena ia adalah proposisi tak berarti, tidak masuk akal, sebab tidak ada pembuktian indrawinya, oleh karena itu Tuhan dan wacana-wacana spritual dalam kacamata positivisme dianggap nonsense.
3.      Ketiga, nominalisme. Kenyataan satu-satunya adalah individual partikuler, sedangkan unversalisme adalah penamaaan semata.
4.      Keempat, reduksionisme. Semesta direduksi menjadi fakta-fakta yang dapat dipersepsi.
5.      Kelima naturalisme. Peristiwa-peristiwa alam adalah keteraturan yang menisbikan penjelasan adikodrati.
6.      Keenam, mekanisme. Semua gejala-gejala alam bekerja secara determinis-mekanis seperti mesin.
4.      Apakah manfaat mengetahui filsafat hidup atau pandangan hidup ?
Jawab :
Berikut adalah beberapa manfaat mengetahui Filsafat hidup :
1.      Pandangan hidup atau filsafat hidup menolong mendidik,membangun diri sendiri dengan berpikir lebih mendalam dan memberi isi kepada hidup kita sendiri.
2.      Pandangan hidup atau filsafat hidup memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari.
3.      Pandangan hidup memberikan pandangan yang luas membendung egoisme dan egosentrisme.
4.      Pandangan hidup memberikan dasar-dasar baik untuk hidup diri sendiri maupun untuk kepentingan ilmu-ilmu pengetahuan.


5.      Jelaskan klasifikasi pengertian filsafat menurut Muntasyir dan Munir ?
Jawab :
Muntasyir dan Munir (2002: 3) memberikan klasifikasi pengertian tentang filsafat, sebagai berikut :
1.   Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis (arti informal).
2.   Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi (arti formal).
3.   Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. Artinya filsafat berusaha untuk mengombinasikan hasil bermacam-macam sains dan pengalaman kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang alam (arti spekulatif).
4.   Filsafat adalah analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. Corak filsafat yang demikian ini dinamakan juga logosentris.
5.   Filsafat adalah sekumpulan problema yang langsung, yang mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.


Jumat, 18 Desember 2015

Pertanyaan Filsafat Fenomenologi

1)      Apa yang dimaksud dengan nomena? 
2)      Apa maksud dari penundaan keputusan? 
3)      Dalam jenis-jenis tradisi fenomenologi disebutkan bahwa fenomenologi bersifat selain objektif juga subjektif sedangkan pada kelebihan fenomenologi disebutkan bahwa fenomenologi kebenaran bersifat objektif. Apa yang benar antara jenis-jenis tradisi fenomenologi persepsi dan kelebihan fenomenologi? 
4)      Martin Heidegger mengemukakan tentang konsep suasana hati. Mengapa suasana hati bisa menjadi tolak ukur untuk mengetahui hakikat diri? 
5)      Dalam fenomenologi sebagai metode ilmu dijelaskan bahwa fenomenologi pendeskripsikannya seperti penampilannya tanpa prasangka sama sekali, apa maksudnya? 
6)      Pada kontribusi fenomenologi, ada pembicaraan mengenai konsep Lebenswelt (“dunia kehidupan”). Apa deskripsi atas sejarah lebenswelt (dunia kehidupan) tersebut? 
7)      Dari 3 kelebihan fenomenlogi yang disebutkan, apa yang bisa disimpulkan tentang fenomenologi tersebut berdasarkan kelebihannya? 
8)      Apa sifat dari paradigma? 
9)      Banyak diterapkan dalam hal apa fenomenologi itu? 
10)  Bagaimanakah filsafat fenomenologi menurut Edmund Husserl? 
11)  Bagaimana cara Husserl mengajar filsafat di German University of Freiburg? 
12)  Bagaimanakah pandangan Max Scheler mengenai filsafat? 
13)  Menurut Sumarno, Karimah, dan Damayani dalam buku Filsafat dan Etika Komunikasi pengertian filsafat dapat dibedakan menjadi 6. jelaskan pengertian nya ? 
14)  Sebutkan 3 ptinsip dasar fenomenologi menurut Stanley Deetz ? 
15)  Apakah yang dimaksud dengan Reduksi eidetic ?






Jawaban:
1)      Nomena adalah penyebab dari adanya suatu fenomena. Misalnya ada fenomena sebuah gunung berapi meletus. Maka nomenanya adalah penyebab-penyebab dari mengapa gunung itu bisa meletus.

2)      Penundaan keputusan adalah jika terjadi suatu fenomena misalnya ada corpcircle yang ditemukan di area persawahan sebagai tanda bahwa itu adalah tanda bahwa telah terjadi pendaratan uvo ditempat itu. Pernyataan ini masih dalam penundaan keputusan karena belum diketahui pasti apakah benar ada uvo namun tidak disangkal juga bila ini adalah pernyataan yang salah dan masih diteliti.

3)      Jika pada kelebihan fenomenologi disebutkan bahwa fenomenologi bersifat objektif dalam kebenarannya itu maksudnya adalah misalnya ada gunung berapi meletus, secara objektif fenomena itu dikatakan gunung meletus. Namun bersifat subjektif disini mengarah pada nomena atau penyebab dari adanya suatu fenomena. Saat terjadi fenomena gunung meletus, kita mencari penyebab gunung itu meletus dan selain mencari dari buku-buku. Kita juga bertanya pada para ahli yang sudah ahli dibidangnya. Disini itu dinamakan bersifat subjektif karena ini menurut para ahli.

4)      Seperti yang kita ketahui bahwa dengan suasana hatilah kita diatur oleh dunia kita, bukan dalam pendirian pengetahuan observasional yang berjarak. Biasanya, dengan posisi kita yang sedang bersahabat dengan suasana hati, maka kita akan bisa mengenali diri kita yang sesungguhnya. Inilah mengapa suasana hati bisa menjadi tolak ukur untuk mengetahui hakikat diri.

5)      Telah disebutkan bahwa pada kelebihan fenomenologi disebutkan bahwa fenomenologi bersifat objektif dalam kebenarannya. Jadi mendeskripsikan suatu fenomena sesuai penampilannya atau sesuai dengan yang terlihat. Misalnya jika terjadi gunung meletus, ya katakana jika itu gunung meletus jangan mengatakan kalau itu banjir dan membuat prasangka.
6)      Deskripsi atas sejarah lebenswelt (dunia kehidupan) tersebut untuk menemukan ‘endapan makna’ yang merekonstruksi kenyataan sehari-hari.Maka meskipun pemahanan terhadap makna dilihat dari sudut intensionalitas (kesadaran) individu, namun ‘akurasi’ kebenarannya sangat ditentukan oleh aspek intersubjektif.Dalam arti, sejauh mana ‘endapan makna’ yang detemukan itu benar-benar di rekonstruksi dari dunia kehidupan sosial, dimana banyak subjek sama-sama terlibat dan menghayati.

7)      Berdasarkan kelebihan fenomenologi bisa ditarik kesimpulan bahwa fenomenologi menuntut pendekatan yang holistik, bukan pendekatanpartial, sehingga diperoleh pemahaman yang utuh mengenai objek yang diamati, hal ini lah yang menjadi kelebihan filsafat ini sehingga banyak dipakai oleh ilmuan-ilmuan pada saat ini terutama ilmuan sosial, dalam berbagai kajian keilmuan mereka termasuk bidang kajian agama. 


8)      Paradigma menunjukkan sesuatu yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epistimologis yang panjang.


9)      Fenomenologi banyak diterapkan dalam epistemology, psikologi, antropologi, dan studi-studi keagamaan (misalnya kajian atas kitab suci).


10)  Edmund Husserl adalah pendiri dari aliran filsafat fenomenologi ini. Seperti yang dikatakan di atas, fenomenologi merupakan metoda dan filsafat. Sebagai metoda ia membentangkan langkah-langkah yang harus diambil sehingga bisa sampai kepada fenomena yang murni. Sebagai filsafat, fenomenologi menurut Husserl memberi pengetahuan yang perlu dan esensial tentang apa yang ada. Dalam langkah-langkah penyelidikannya, ia menemukan obyek-obyek (yang tak terbatas banyaknya) yang membentuk dunia yang kita alami. Benda tersebut dapat dilukiskan menurut kesadaran di mana ia ditemukan. Dengan begitu, fenomenologi dijelaskan sebagai kembali kepada benda, sebagai lawan dari ilusi atau susunan fikiran, justru karena benda adalah obyek kesadaran yang langsung dalam bentuknya yang murni.

11)  Caranya Husserl mengajar adalah dalam bentuk memimpin para mahasiswa dalam 'melihat' secara fenomenologi, ia melarang menggunakan ide-ide yang belum diuji yang terdapat dalam tradisi-tradisi filsafat. Ia menolak kembali kepada otoritas atau kepada nama-nama besar dalam filsafat. Heidegger merasa bahwa metoda semacam itu merupakan pendekatan yang paling baik bagi problema-problemanya sendiri.


12)  Max Scheler (1874-1928) mempunyai keyakinan bahwa filsafat itu, pada pokoknya, membicarakan tentang situasi historis manusia

13)  Filsafat sebagai suatu sikap. Filsafat merupakan sikap terhadap kehidupan dan alam semesta.Bagaimana manusia yang berfilsafat dalam menyikapi hidup dan alam sekitarnya.
2. Filsafat sebagai suatu metoda. Berfilsafat artinya berpikir secara reflektif, yakni berpikir dengan memerhatikan unsure di belakang objek yang menjadi pusat pemikirannya.
3. Filsafat sebagai kumpulan persoalan.Befilsafat artinya berusaha untuk memecahkan persoalan-persoalan hidup.
4. Filsafat merupakan sistem pemikiran.Socrates, Plato, atau Aristoteles merupakan tokoh filsafat yang menghasilkan sistem pemikiran yang menjadi acuan dalam menjawab persoalan, sebagai metode, dan cara bersikap kenyataan.
5. Filsafat merupakan analisis logis. Filsafat berarti berbicara tentang bahasa dan penjelasan makna-makna yang terkandung dalam kata dan pengertian.Hampir setiap filsuf memakai metode analisis untuk menjelaskan arti istilah dan pemakaian bahasa.
6. Filsafat merupakan suatu usaha memperoleh pandangan secara menyeluruh. Filsafat mencoba menggabungkan kesimpulan-kesimpulan dari berbagai macam ilmu serta pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang menyeluruh. 

14)  Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologis:
1)      Pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar. Kita akan mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengan pengalaman itu sendiri.
2)      Makna benda terdiri dari kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Bagaimana kita berhubungan dengan benda menentukan maknanya bagi kita.
3)      Bahasa merupakan kendaraan makna. Kita mengalami dunia melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia itu.

15)  Reduksi eidetis, yaitu dengan menyaring atau penempatan dalam tanda kurung sebagai hal yang bukan eidos atau intisari atau hakikat gejala atau fenomena.



Senin, 14 Desember 2015

Filsafat logika

FILSAFAT LOGIKA

A. Pengertian Logika Dalam Kehidupan Sehari-hari
      Logika berasal dari kata Yunani Kuno yaitu λσγσς (Logos) yang artinya hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Secara singkat, logika berarti ilmu, kecakapan atau alat untuk berpikir lurus. Sebagai ilmu, logika disebut sebagai logika Epiteme (Latin: logika scientia) yaitu logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir lurus, tepat dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kecakapan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan kedalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. Oleh karena itu logika terkait erat dengan hal-hal seperti pengertian, putusan, penyimpulan, silogisme.
   Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui (Premis) yang nanti akan diturunkan kesimpulan.
    Logika juga merupakan suatu ketrampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek, hal ini yang menyebabkan logika disebut dengan filsafat yang praktis. Dalam proses pemikiran, terjadi pertimbamgan, menguraikan, membandingkan dan menghubungkan pengertian yang satu dengan yang lain. Penyelidikan logika tidak dilakukan dengan sembarang berpikir. Logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan atau ketepatannya. Suatu pemikiran logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum serta aturan yang sudah ditetapkan dalam logika. Dari semua hal yang telah dijelaskan tersebut dapat menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pedoman atau pegangan untuk berpikir.

B. Sejarah Logika
        Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.
     Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu. Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini. Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.
    Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika. Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
     Kaum Sofis, Socrates, dan Plato tercatat sebagai tokoh-tokoh yang ikut merintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles, Theoprostus dan Kaum Stoa. Logika dikembangkan secara progresif oleh bangsa Arab dan kaum muslimin pada abad II Hijriyah. Logika menjadi bagian yang menarik perhatian dalam perkembangan kebudayaan Islam. Namun juga mendapat reaksi yang berbeda-beda, sebagai contoh Ibnu Salah dan Imam Nawawi menghukumi haram mempelajari logika, Al-Ghazali menganjurkan dan menganggap baik, sedangkan Jumhur Ulama membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan kokoh imannya. Filosof Al-Kindi mempelajari dan menyelidiki logika Yunani secara khusus dan studi ini dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi.
     Selanjutnya logika mengalami masa dekadensi yang panjang. Logika menjadi sangat dangkal dan sederhana sekali. Pada masa itu digunakan buku-buku logika seperti Isagoge dari Porphirius, Fonts Scientie dari John Damascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius, dan sistematika logika dari Thomas Aquinas. Semua berangkat dan mengembangkan logika Aristoteles.
     Pada abad XIII sampai dengan abad XV muncul Petrus Hispanus, Roger Bacon, Raymundus Lullus, Wilhelm Ocham menyusun logika yang sangat berbeda dengan logika Aristoteles yang kemudian kita kenal sebagai logika modern. Raymundus Lullus mengembangkan metoda Ars Magna, semacam aljabar pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran - kebenaran tertinggi. Francis Bacon mengembangkan metoda induktif dalam bukunya Novum Organum Scientiarum . W.Leibniz menyusun logika aljabar untuk menyederhanakan pekerjaan akal serta memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan Logika Transendental yaitu logika yang menyelediki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman. Selain itu George Boole (yang mengembangkan aljabar Boolean), Bertrand Russel, dan G. Frege tercatat sebagai tokoh-tokoh yang berjasa dalam mengembangkan Logika Modern. Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De InterpretationeEisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan. Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.
Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti:
·   Petrus Hispanus 1210 - 1278)
·   Roger Bacon 1214-1292
·   Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabarpengertian.
·   William Ocham (1295 - 1349)

Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concrning Human Understanding. Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum. J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic.
Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
        ·Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
        ·George Boole (1815-1864)
        ·John Venn (1834-1923)
        ·Gottlob Frege (1848 - 1925)
Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di John Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce’s Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general theory of signs).
Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).

C. Macam - Macam Logika
         Setelah mempelajari tentang filsafat ilmu lebih mendalam lagi, ternyata didalamnya terdapat banyak sekali materi yang disajikan. Yang salah satunya adalah tentang logika, dan logika sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Logika Alamiah
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah manusia ini ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika alamiah ini sifatnya masih murni.

2. Logika Ilmiah
Lain halnya dengan logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi.

D. Logika Sebagai Cabang Filsafat
Filsafat adalah kegiatan / hasil pemikiran /permenungan yang menyelidiki sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pasa makna dibalik kenyataan atau teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika.
Logika sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Menurut Louis O. Kattsoff, logika membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang logika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang penarikan kesimpulan.
Logika bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti : Adakah metode yang dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan pendapat? Apakah yang dimaksud pendapat yang benar? Apa yang membedakan antara alasan yang benar dengan alasan yang salah? Filsafat logika ini merupakan cabang yang timbul dari persoalan tentang penyimpulan.

E. Kegunaan Logika
        Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseoranng, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat. Selain hubungannya erat dengan filsafat dan matematik, logika dewasa ini juga telah mengembangkan berbagai metode logis (logical methods) yang banyak sekali pemakaiannya dalam ilmu-ilmu, sebagai misal metode yang umumnya pertama dipakai oleh suatu ilmu.
     Selain itu logika modern (terutama logika perlambang) dengan berbagai pengertian yang cermat, lambang yang abstrak dan aturan-aturan yang diformalkan untuk keperluan penalaran yang betul tidak saja dapat menangani perbincangan-perbincangan yang rumit dalam suatu bidang ilmu, melainkan ternyata juga mempunyai penerapan. Misalnya dalam penyusunan program komputer dan pengaturan arus listrik, yang tidak bersangkutan dengan argumen.
Pengertian ilmu logika secara umum adalah ilmu yang mempelajari aturan-aturan berpikir benar. Jadi dalam logika kita mempelajari bagaimana sistematika atau aturan-aturan berpikir benar. Subjek inti ilmu logika adalah definisi dan argumentasi. Yang selanjutnya dikembangkan dalam bentuk silogisme.
     Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kegunaan logika adalah sebagai berikut:
·      Membantu setiap orang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap,                     
·     tertib, metodis, dan koheren atau untuk menjaga kita supaya selalu berpikir benar.
·     Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
·      Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan     mandiri.
·      Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.                                               
·     Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir kekeliruan serta kesesatan.
·     Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
·     Sebagai ilmu alat dalam mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat.

Karena yang dipelajari dalam ilmu logika hanyalah berupa aturan-aturan berpikir benar maka tidak otomatis seseorang yang belajar logika akan menjadi orang yang selalu benar dalam berpikir. Itu semua tergantung seperti apa dia menerapkan aturan-aturan berpikir itu, disiplin atau tidak dalam menggunakan aturan-aturan itu, sering berlatih, dan tentu saja punya tekad dalam kebenaran.
Kegunaan dari kita belajar logika adalah daya analisis kita semakin bertambah dan dimana apabila ada suatu masalah, kita dapat mengambil keputusan dengan benar. Disamping itu belajar logika juga sangat bermanfaat dalam manajemen waktu, dan juga logika merupakan dasar ilmu psikologi yang paling mendasar. Intinya dengan belajar logika kemampuan berpikir dan daya analisis kita semakin berkembang.


DAFTAR PUSTAKA
                                  http://www.academia.edu/2412563/Filsafat_Ilmu_dan_Logika